Jujur adalah sifat mutlak yang ada pada setiap manusia. Dengan kejujuran akan menuntun manusia pada pintu kebahagiaan yang hakiki. Oleh karena itu seseorang yang tidak pernah jujur dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan bayang-bayang kesalahan yang tlah dia dilakukan.
Ade Meiyanda
aku tahu,
mungkin kehadiranku hanya akan
menjadi duri
dalam kehidupanmu

belajar untuk melupakan
kenangan kita

ketahuilah...
hal yang sulit aku lakukan adalah
untuk melupakan
dirimu dari hatiku

aku tak tahu
sekarang anggap
apa aku di dirimu
tapi...

ketahuilah kau selalu
kuanggap untuk
memiliki hatiku
Ade Meiyanda
buatlah dirimu berharga
dalam satu cinta
setelah satu nama
yang bisa membuat kau bahagia

berikan cinta yang tulus
orang yang kau sayangi
kau tidak perlu sibuk
tebarkan pesonamu

dalam kerumuan
karena hatimu tulus
hanya perlu satu cinta

aku bukan mutiara yang indah
aku bukan bunga yang selalu menyegarkan
aku bukan malaikat
yang selalu menjagamu

tapi...
aku ingin menjadi seseorang
yang selalu ada
dalam hatimu....
Ade Meiyanda
air mata yang selalu mengalir
senyumku seakan tersingkir
canda tawa tak langi terdengar
hanya kepiluan hati yang terasa

dimana pelangi senjaku
yang selalu memberi inspirasi
dalam hidupku

memberi semangat dalam
setiap coretan penaku
dengan kisah - kisah cinta
yang selalu menghiburku
Ade Meiyanda
kau yang datang pada ruas
yang tersisa dari raut cakrawala
ketika mentari hendak mencabut dari mata
adalah rindu pada kapan

pelangi runtuh pada ribaan
selepas perjamuan
diam yang menjadikan muasal
dari yang membau

bilamana....
waktu jua yang telah menjatuhkanmu
menjadi syair
dari kelana pada matahari


satu sujud
aku tanam sejuta senyum
aku tebar pada lepas
angin berarak

aku cipta....
pahatan tanda mata
pada dinding ruang tamu
selepas mendiami bumi dijung mataku

sabit kembar tetap berdiri menyaksi

Ade Meiyanda
Another day,
Another line.
You choose him,
time after time.

I'll write yet another,
poem about why I'm sad.
I'm so sick of it all,
I miss feeling glad.
Ade Meiyanda
If I climb starways to heaven, 
will I miss out the stars?
If I just lay right here, 
who's to stop the cars?

If I meet with your skin, 
who will see my scars?
Is this really my cage, 
when I can see no bars?

Should I take the first step, 
or should I sit and wait?
Should I turn towards, 
or quicken up my gait?

Should I question why, 
or accept it as my fate?
Is the time now right, 
or is it far too late?
Ade Meiyanda
21 tahun berlalu..

Teringat kembali dimana kita
Bersenda gurau
Berjalan bersama
Bergantian mengayuh sepeda

Kata-katamu adalah
senyumku
Tingkah lakumu adalah
tawaku

Hingga kau pergi
Tanpa menemuiku
Ku terus bertanya

Dan kini ku bertemu kembali
dengan dirimu disini
malam ini

dengan..
Kata-katamu tetap senyumku
Tingkah lakumu tetap tawaku
Ade Meiyanda
Di awal mentari yang terang
Hadirkan suatu semangat baru
Yang hadir dikala pagi mulai datang
Yang menhangatkan suasana
 
Suara ayam berkokok
Membangunkan mereka dari tidur lelap
Tuk memulai hari dengan bekerja keras 
 
Ada yang pergi ke sawah
Untuk membanting tulang mencangkul tanah yang basah
 
Ada anak-anak yang pergi ke sekolah
Untuk berjuang mencari ilmu
 
Ada yang pergi ke pasar
untuk berjuang di keramaian orang
tuk menjual barang yang mereka dagangkan
dengan harapkan dagangan mereka terjual
 
mereka tak pernah mengeluh
ataupun berpangku tangan
karna mereka percaya
apa yang mereka lakukan tidak sia-sia
Ade Meiyanda
Cinta dalam diamku
Haruskah kau tahu
Jika aku mencintaimu
Kurasa tidak...

Karena cinta tak bisa terungkap
Agar bisa terlihat

Ia hanya bisa dirasa dalam hati
Bukan aku tak berani mengurai
Tapi aku takut salah
Dalam menempatkannya

Sebenarnya acuhku 
Bukan berarti mengabaikan
Diam ku bukan berarti 
Tak mengingatmu

Karena aku insan biasa....

Kuterbangkan sayap angan ke angkasa
Agar nafsu tak menyeretku inginkan cinta
Akan kucari namamu 
Di sepertiga malamku
Ade Meiyanda
Serpihan malam

getaran-getaran halus
menggenggam lurus
dalam detik ini
ingin ku selimuti
bayang-bayang sepi



Aku kehilangan bayangmu
kusapu bekas bayangmu
aku masih seperti kemarin
menanti dalam hening
namun kau tak bergeming
menuju ke arahku



Entahlah...
mungkin aku harus berlalu
mengalah pada waktu
karena aku didirimu
hanya sebagai sosok semu
aku cukup berdiri disini
tanpa segala sesuatu tentangmu

Ade Meiyanda
Terlalu lama aku menunggu
Ungkapan isi hatimu
Namun kau tak pernah mau tau
Kau hanya diam membisu
Jika memang kau tak cinta aku
Janganlah buang waktuku

Lelah ku ikuti inginmu
Tapi kau tak peduli dngan perasaanku
Ku tak mau terus mengalah
Lebih baik aku menyerah

Ku tau cinta tak bisa di paksa
Tapi mengapa kau tak jujur saja
Dari awal kita bersama
Kalo memang di hatimu tak pernah ada rasa
Untuk aku yg mencoba setia
Sakit rasanya...
Bila cinta tak terbalas cinta
Ade Meiyanda
tak peduli nanti
entah sebanyak apa cobaan dihubungan
kita... aku akan tetap setiap pada kamu
disamping kamu

tak peduli nanti
entah sebanyak apa perempuan yang bikin
kamu cemburu, aku takkan mundur
dan akan tetap jaga hatimu
Ade Meiyanda
Tiada yang tercela dari dirimu
Kau lah yang memberiku pandangan baik
Kau lah yang melindungiku dari segala sifat buruk ku
Kau lah teman "setiaku"

Kala diriku sepi dengan kegelapan
Sedang jiwa ini condong tuk berbuat nista
Maka , kau lah yang memberiku kehormatan
Kau lah teman "setiaku"
Ade Meiyanda
Sabar adalah cahaya
Sabar adalah penerang
Sabar adalah kemenangan
Sabar adalah pelembut hati

Seolah ia tak memiliki batasan
Segala pujian bagi orang yang sabar
Segala keutamaan bagi si pemilik sabar
Sungguh teramat mulianya Ia Sabar ,
Ade Meiyanda
Jangan pernah ijinkan seorangpun "menurunkan hujan ketika kau sedang berparade" dan karenanya menjadikan harimu itu mendung, suram dan rusak seharian.
Ingatlah, bahwa untuk mencari-cari kesalahan itu mudah sekali, sama sekali tidak diperlukan bakat, kepandaian, watak, atau semangat apapun untuk menjatuhkan apa yang sedang kau lakukan.
Tidak ada sesuatupun di luar dirimu yang bisa memiliki pengaruh atasmu kecuali kau ijinkan.
Ade Meiyanda
Tak terbayang aku terlelap

Bayangan kalbuku yang sunyi
Melihat cahaya itu datang penuh terang benderang


Langit-langit itu mulai memancar

Setiap detik setiap kata
Waktumu sudah terbuai
Ade Meiyanda
Kau seperti mawar…
Indah bila dipandang
Harum bila dicium….
Sakit bila disentuh
Kau buai q dengan keindahanmu
Kau hanyutkan q dalam wangimu
Kau nyenyak kan q dalam tamanmu
Lalu kau sayat q dengan tangkaimu
Kau tusuk hati q dengan duri-durimu
Kau robek jantung q dengan bungamu
Kukira mawar yang ini tak berduri
Ternyata q salah
Tiada mawar yang tak berduri...

Ade Meiyanda

Kicauan burung dipagi hari
Seakan bersenandung merdu
bak penyejuk hati
Raga pun terisi semangat baru
Yang dulu sempat pupus ditelan waktu

Indah …
Itu yang kini kurasa
Menyempurnakan diri dalam dalam jiwa yang suci
Menyatu dengan beningnya embun pagi
ketika matahari mulai terbit lagi

Ade Meiyanda

Senyumlah..
andainya senyummu itu,
bisa menopengi kedukaan,
kerna kau akan lebih derita,
melihatkan wajahmu sengsara.

Ketawalah..
andainya tawa itu,
mampu mengusir kecewa,
kerna titisan luka pasti mengalir,
tanpa hati yang mengepam gembira.

Carilah bahagia,
biarpun sampai kehujung nyawa,
kerna itulah pengobat segala nestapa.

Andainya jasadmu kian longlai,
bertongkatkanlah dengan ucapan,
tasbih Ilahi dengan penuh harapan,
karna nyawamu takkan berkekalan.

Ade Meiyanda

kenapa harus menangis selama masih bisa tersenyum?

kenapa harus airmata yang keluar saat sedih mulai menyapa?

Lihatlah keluar,
di sana masih banyak yang lebih susah darimu


lihat mereka,
pikirkanlah, sebelum kamu bersedih
selalu bersyukur dengan apa yang kita dapatkan

Ade Meiyanda

Ketika aku terbangun dipagi hari
ketika aku beranjak membuka jendela
terlihat burung berkicau seakan menyapaku
terlihat matahari seakan tersenyum menyambutku



sungguh indah ku mendengarnya
sungguh bahagia ku melihatnya
tak mau waktu ini cepat berlalu
tak mau ku terperangkap kebisingan

Ade Meiyanda
Dalam puing-puing dedaunan.
Terbawa lamunan nan jauh ke sukma , menebar harum dalam setiap makna.
Jauh ku arungi arti dari sebuah perjumpaan , dalam butiran do’a.
Mencoba untuk bangkit dan terus melangkah tuk mencarinya__sebuah perjumpaan.


Denyut nadi tak bisa berhenti.
Berhenti dalam goresan dan peluh rasa ingin tahu.
Dari sebuah titik menjelmalah menjadi garis yang berlalu-lalang.
Itulah seumpamanya.

Ade Meiyanda
Ketika rembulan pancarkan sinar terang

Saat itu aku tengah mengenang momen itu


Kala kita berdua, duduk bersama
Kau peluk erat tubuhku,
Dan aku mendekap tubuhmu

Bersama iringan dinginnya angin malam
Berhembus menusuk dinginnya tubuh
Kau cium dengan mesra bibirku

Aku semakin tidak mau melepaskan peganganmu

Ku pegang erat dan tidak mau aku lepas tubuhmu

Tetap peluk aku hingga aku tertidur di pangkuanmu
Ade Meiyanda
Sering kali kau tanyakan padaku

Tentang cintaku

Tentang rasaku
Dan juga tentang harapanku




Sering kali juga ku jawab pertanyaanmu

Cintaku hanya kamu
Rasa ku hanya untukmu
Dan harapanku adalah ingin memiliki mu
Ade Meiyanda
Kau Bagai Mentari..
Yang terangi hari-hariku
Kau Bagaikan embun Pagi..
Yg sejukan Seluruh Jiwaku



Senyumanmu Begitu Indah..
tutur KataMu Damaikan JiwaKu..

Kau bagaikan Rembulan..
Yang tunJukan jalan Hidupku..

kau Bagaikan Bintang..
yan menghiasi Jaln Hidupku..

Kau harus tahu..
ku mencintaimu lebih dari siapapun..

kau harus tahu..
Ku menyayngimu lebih dr apapun...
Ade Meiyanda
Ketika mata menutup hati
Maka matalah yang akan melihat kehidupan
Jika hati menutupi mata
Maka hatilah yang merasakannya

Menguasai akan merangkapmu
Dari hati yang menjinakkanmu
Kesadaran memberikan hidupmu berwarna
Sadar akan adanya kamu
Sadar akan adanya maha pencipta
Sadar akan adanya kebahagian

Ade Meiyanda
Kau yang datang pada ruas
Yang tersisa dari raut cakrawala
Ketika mentari 
hendak mencabut dari mata
Adalah rindu pada kapan

Pelangi runtuh pada ribaan
Selepas perjamuan
Diam yang menjadikan muasal 
Yang membau

Bilamana waktu jua 
yang tlah menjatuhkanmu
Menjadi syair kelana
Pada matahari

Satu sujud aku tanam
Sejuta senyum
Aku tebar pada lepas angin berarak

Aku cipta....
Pahatan tanda mata
Pada dinding ruang tamu
Selepasmu mendiami bumi
Diujung mataku, sabit kembar
Tetap berdiri menyaksi
 
Ade Meiyanda
Hari kian sore

Bumi kian gelap
Langit kian jatuh

Hari adalah waktu
Bumi adalah tempat
Langit adalah tatapan

Hari mungkin perjalanan
Bumi mungkin kehidupan
Langit mungkin keindahan

Hari bisa berteriak
Bumi bisa bersedih
Langit bisa bersenda gurau

Hari mematahkan bumi seakan bumi dapat bersatu dengan langit
Ade Meiyanda
Aku mencintaimu karena agamamu
Andai kau hilangkan cintanya
Maka hilanglah cintaku padamu

Cintamu terhadap maha pencipta
Mendekatkan aku padanya 
Cinta ilahi juga yang menyebabkan
Aku memilihmu

Aku juga tidak mengetahui
Siapakah jodohku
Hanya engkau yang mengetahui 
Segala sesuatu

Doaku....
Semoga kau tercipta untukku
Semoga aku bertemu jodoh 
Dengan kau atas izin
ALLAH....

Ade Meiyanda
kasih!!!
sejak dirimu jauh
dari tatapan mataku

malam begitu perlahan bergulir
tuk berganti pagi
bgitu hampa hidupku
Pencarianku
tuk kurasakan

kasih.....
namun  kenangan itu terasa
masih indah untuk ku kenang
dan ku tinggalkan

semoga dirimu bahagia
biarlah diriku ini jadi
teman setiaku....

Ade Meiyanda
kurebahkan badan
mmataku terpejam
Adakah ???
tapi bati ini
tak mau diam

satu pertanyaanku
belum terjawab
mengapa ada sedih???

suka jadi sedih
sedih bisa jadi suka
ada kasih sayang
dan ada rasa benci
kita pasti merasakannya

Label: 0 komentar | edit post
Ade Meiyanda
bersamamu
inilah kisah cintaku
yang kutuliskan dengan tinta air mata
ketika bintang, bulan, rumput, daun dan pepohonan
serta udara sekitar yang ku hirup

akhirnya tahu betapa didunia ini
tak ada yang lebih kuinginkan
selain berada di dekatmu
Ade Meiyanda
hentikan bicara
tuk yakinkan diriku
dan bagiku itu tak perlu
ku tahu siapa dirimu

walau suara sumbang
walau ku dengar tentangmu
semua itu tak mampu merubah
cintaku padamu
dan aku tak peduli
biarkan orang bicara
tentang kita
biarkanlah

namun yang pasti cintaku
dan cintamu
kita yang tahu

semua pasti berlalu
berlalu
Label: 0 komentar | edit post